Kamis, 18 Februari 2016

"Motivasi Guru dalam mendidik dan mengajar mesti jauh melebihi motivasi peserta didik dalam belajar" Oleh : Pispian Rahman, S,Sn

       


 Menumbuhkan motivasi belajar dalam diri dan pemikiran peserta didik menjadi berimplikasi pada tindakan kongkrit bukanlah perkara mudah dalam kegiatan belajar sekolah kita, banyak faktor yang dapat mempengaruhi motivasi diri peserta didik, apakah semakin meningkat atau bahkan justru semakin surut dan memburuk dapat saja datang dari dalam diri maupun di luar dirinya.  keinginan untuk memberikan motivasi bagi peserta didik agar menjadi pribadi yang punya karakter, disiplin, tanggung jawab, maupun semngat kerja dan belajar yang tinggi dapat dikategorikan sebagai langkah atau upaya memotivasi dari luar diri (eksternal) peserta didik. Semua tentu sepakat bahwa faktor eksternal tersebut secara umum adalah lingkungan dimana peserta didik itu belajar (sekolah), serta lingkungan di mana peserta didik itu tinggal dan bersosialisasi (keluarga dan masyrakat). Meski semua dari lingkungan tersebut memiliki keterkaitan harusnya pembahasan dapat terangkum dalam satu kesatuan dengan kompleksitasnya, namun bagi seorang Pendidik tentu lebih banyak difokuskan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi motivasi belajar peserta didik, dengan menjadikan berbagai fenomena lingkungan keluarga dan sosial menjadi bahan atau sumber pertimbangan pula dalam menentukan berbagai strategi, metode dan teknis  yang berujung berupa aturan hukum atau tata tertib yang kan di terapkan dalam lingkungan sekolah kemudian bisa menjadi seolah sebagai sebuah rekayasa lingkungan belajar yang ideal bagi peserta didik yang tak bisa di pungkiri pula dapat bertolak belakang dengan nilai nilai yang mereka temui dalam lingkungan keluarga dan sosial keseharian mereka. Terlepas dari diskusi tentang bagaimana metode dan teknis pelaksanaan dalam menciptakan apa yang menjadi cita-cita mulia di atas dimana akan menyita waktu dan mengundang perdebatan yang panjang pula untuk memformulasikan dan dilaksanakan bersama.  

        Sebelum lebih jauh pada tataran bagaimana memotivasi kemauan belajar peserta didik maka terlebih dahulu tidak ada salahnya menelusuri sejauh mana Motivasi dalam diri guru/pendidik (internal) itu sendiri berkeinginan kuat, semangat yang tinggi  dalam mewujudkan tindakan tersebut bagi peserta didik agar berimplikasi terhadap kemajuan dunia pendidikan, tentunya patut mengacu pada batasan minimum parameter yang terukur pula, artinya bagaimana mungkin kita seorang guru/pendidik mampu memberikan dorongan keinginan belajar tinggi (bersifat eksternal) yang sedemikian buruk kepada peserta didik jika mengalahkan motivasi internal diri guru/pendidik untuk memperbaiki atau mendidik para peserta didik jauh lebih buruk, ini justru akan mendatangkan rasa malas, atau pasrah menyerah dengan kondisi objektif peserta didik yang ada, lalu nasib masa depan pendidikan kita akan semakin suram, sehingga sebaik apapun formulasi kurikulum nasional dan regulasi-regulasi yang menyangkut pendidikan dapat dipastikan tidak akan berpengaruh banyak terhadap kemajuan dunia pendidikan itu sendiri, belum lagi menyangkut hal-hal yang bersifat motivasi eksternal yang diharapkan bisa memicu motivasi guru seperti halnya, tinggkat kesejahteraan guru, kenyamanan kerja, maupun reward atau jenjang karir yang jauh dari harapan, sehingga semakin memperburuk motivasi dan keinginan guru dalam melaksanakan secara optimal/bersungguh-sungguh dengan apa yang menjadi tugas pokok dan fungsi seorang guru.    
           
           Lalu jika kita sebagai seorang guru/pendidik merasakan betul apa yang di ulas diatas, maka kita harus menjawabnya apakah kita akan acuh dengan fakta dan fenomena ini, atau akan dijalan dengan setengah hati, atau justru kita segera berbenah dan menyadari bahwa Guru juga perlu memotivasi semangat mengajar dan mendidik secara internal dengan melaksanakan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) yang membawa kita untuk terus belajar sepanjang hayat (life long learning),membaca, menulis, meneliti, sehingga tertanam kefahaman kognitif yang akan bermuara pada perubahan tingkah laku (behavioristik) sebagai guru/pendidik dengan motivasi yang tinggi pula. Di sisi lain secara terorganisir para guru tentu harus bersatu padu dalam mendorong pemerintah untuk memperbaiki segala keburukan sistem pelayanan adminitratif guru, tingkat  kesejahteraan baik honorer, kontrak, maupun pns, mekanisme jenjang karir yang proporsional, dan lain sebagainya, yang berkaitan dan berpengaruh sebagai faktor motivasi eksternal bagi seorang guru/pendidik dalam menjalankan tugas mulianya.         Ditulis Teluk Kuantan senin, 11 januari 2016

Tidak ada komentar: