Kamis, 02 Juni 2011

"Ekspresi pikiran lewat kata III" (kumpulan puisi dan kata bijak)

Oleh : Pispian Rahman


"Ketika alasan-alasan sulit ku nalari karena keterbatasan pengalamanku, disaat seperti inilah perhatian, pandangan bahkan pengakuanmu dan orang lain mampu menegarkanku, sehingga kutemui makna adanya kehadiran kalian" (21 April 2011)

"Diantara kebingungan, suasana hati tak kunjung tersimpulkan, terungkap kesadaran bahwa kegelisahan diri atas belenggu gelora inderawi yang sedari tadi menggerogoti palung hati dan lorong nalar sampai-sampai tak menelurkan apapun selain dari kejujuran ini" (21 April 2011)

"Ketidak berdayaanku ada bukan karena aku tak mampu untuk menggapainya tapi karena kesadaran untuk mengakui bahwa aku tak bisa membantahkan waktu dan kesempatan yang tidak memihak ku dibandingkan dirimu, maka biarkanlah aku selalu tersenyum untukmu" (22 April 2011)

"Kusandarkan kepalamu kepunggungku...kau nyanyikan lagu agung kebesaran Tuhan, dalam posisi tertelentang menatap langit. Ketika suara lirihmu terhenti, ku tersentak atas beban yang dari tadi menghimpit iga ku...hening...heran...oh...ternyata kau telah terlelap" (22 April 2011)

"Sepoi angin bertiup dari arah pintu yang terbuka lebar, seseduh teh terasa panas di lidah dengan aroma yang menggoda, membuat jemari enggan melepaskan genggaman, di kejauhan sayup terdengar lantunan ayat suci, semuanya memastikan bahwa ku sedang dalam kedamaian" (22 April 2011)

"Sinarnya memancar lewat kaca jendela hati di saat kusibakkan tirai usang yang sejak lama terniatkan, meski tak menerpa semua sisi, namun bias terangnya mengisi kegelapan ruang jiwa yang hening dan kelam, sehingga menjadikan suasana sedikit lebih baik dari sebelumnya" (23 April 2011)

"Terlalu dingin udara yang menggigilkanku, terlalu terik cahaya yang menyilaukan, terlalu dalam lumpur yang memperlambat langkahku, dan terlalu banyak onak yang akan membuatku harus menahan nyilu, tapi tak terlalu sering aku mengkhawatirkan itu karena ku tahu aku tak sendiri" (23 April 2011)

"Dalam keteraturan tercurah gumpalan bening ragamu yang mungil terjun menghempas dan menghujam alas-alas beton kokoh yang membuatmu pecah terberai..., namun dengan penuh keyakinan deraimu tetap gagah memencak-mencak ke dinding kumuh yang seolah-olah ingin kau sucikan dari noda zaman" (23 April 2011)

"Akan Ku biarkan ada kata cacian diantara kalimatmu, asalkan kau masih akan selalu berucap padaku disaat mentari mulai terbit, saat matahari tepat di atas ubun-ubun, ketika langit merona di ufuk barat dan tatkala mata akan terpejam karena sesungguhnya yang kutakutkan adalah kehilanganmu" (25 April 2011)

"Sorotan matamu tajam laksana sang pengintai mencari mangsa, alam pun seperti di selimuti keheningan yang memaksamu harus bertahan untuk tetap membisu, sebab desah nafasmu pun bisa memecah ketenangan yang dapat mengancammu kehilangan kesempatan..., berhati-hatilah...!!." (25 April 2011)

"Jika kurang di isi kembali, saat hilang dicari lagi, bila gagal di rencanakan lagi, bila rusak diperbaiki, ketika lepas ikatlah kembali..., semua tak sesederhana itu untuk dilalui dan di jalani oleh jiwa yang dalam kesendirian" (25 April 2011)

"Bening bermakna ketika keruh mengaliri, suka berarti saat duka melanda, senyum dinanti tatkala benci menghadang, kehadiran diharapkan bila ketiadaan memilukan, perbedaan tak perlu nenetaskan pertikaian jika kesenjangan jadi kesadaran" (26 April 2011)

"Tepat di kiri atas mentari pagi menyoroti perjalananku, melewati lorong hening di pagari pepohonan, daun rindangnya terkadang melindungiku dari sentuhan hangatnya mentari. Nyanyian mesin pun terdengar setia mengikuti irama hatiku yang berada dalam kendali pikiran positif" (27 April 2011)

"Adakalanya kita merasa dalam perlindungan yang aman dan menganggap melakukan hal-hal yang benar, padahal sesungguhnya kita dalam belenggu kedangkalan makna karena telah di atur hanya bisa memandangi keadaan dari satu arah semata" (28 April 2011)

"Tiupan angin lambaikan daun pepohonan yang terlihat seperti bayangan hitam, satu persatu tetesan air hujan kian membasahi sekujur tubuhku, secara tiba-tiba suara alam yang tadinya tenang berubah drastis membuat tatapan mata liar, jantung berdebar-debar, bibir keluh..., saat pikiran mencari jawabnya ?" (28 April 2011)

:-)

Tidak ada komentar: